Kamis, 08 November 2012

Ada senyum yang hilang di bibirmu


Kukira ia bercanda, tapi entahlah tatapanya memang selalu sulit untuk diartikan, tanpa berbasa-basi kuterima saja bunga itu, memangnya apa? Inikan sekedar bunga... masih dengan ribuan tanya yang seketika membius ku, perlahan aku lanjutkan langkah kaki yang sejenak terhenti, tap...tap...tap.... aku tak mau tampang salah tingkah ku terbaca olehnya, huft,,,, akhirnya sampai juga dipohon ini, nampaknya ia juga kelelahan, mengingat kami telah berjalan kaki sepanjang satu kilo meter, dengan entengnya ia melemparkan tubuh sintalnya dibahuku, kenapa tiba-tiba suasananya sangat asing bagiku, untuk memecah kecanggungan ku mulai untuk menegurnya,,, entah apa yang kami bicarakan saat itu, sangking tak ada isinya sampai-sampai satu katapun sulit untuk diingat.
####dikelas####
            Entah apa yang mereka fikirkan tentang ini, namun aku hanya menjalaninya saja, tak mungkin aku meninggalkanya sendirian disini, aku masih butuh dirinya, aku sendiri tak tahu kenapa aku masih menuruti maunya, sementara jika aku pergi mungkin dia juga akan pergi, karena hanya aku yang tahu bagaimana dia. “Aku akan menemanimu asal kau tak meninggalkanku” ujar ku dalam hati. Sebisa mungkin aku berusaha untuk tidak mengartikanya, karena itu hanya akan membuatku salah paham seperti yang lain. Sebut saja aku polos, lugu ,bodoh atau terserahlah. Ku beri ia waktu, uang, hati bahkan hidupku jika perlu, semata-mata untuk membuatnya tetap nyaman disini, disisih ku. Tapi bagaimana? bagaimana jika orang lain bertanya? aku harus jawab apa?. Sementara ia tak membantuku memecahkanya, padahal hanya ia yang tahu bagaimana cara menjelaskanya, ia anggap apa aku? Dan apa yang sedang kami perankan,,,
###dirumah###
            Biasanya memang tak pernah ada orang yang mau smsan denganku, karena setiap pesan yang mereka kirim, selalu aku tanggapi dengan dingin. karena terikat dengan hal-hal yang tidak aku suka itu membosankan, cukup dengan dia saja aku bertopeng, aku tak mau bermanis-manis di sms kecuali saat aku sedang suntuk dan butuh teman bercanda... tapi kebiasaan itu berubah saat aku kenal dia, awalnya aku tetap saja tak suka saat smsan denganya, tapi ia tak mau menyerah, ia mengirimiku kata-kata mutiara, dan akhirnya aku luluh, aku mulai meresponya dengan baik, nampaknya ia selalu haus dengan kata-kata cinta, “apa aku harus bilang cinta padanya?”tentu tidak, karena itu gila. Lagi-lagi aku harus diam, dan pura-pura tak tahu apa yang terjadi. Setelahnya, setiap malam aku harus meladeninya smsan, hingga akhirnya aku reflek. Menuggunya mengirimiku pesan walaupun telah larut. Mungkin aku kecanduan, bahkan kata hati tak bisa mentoleransi mauku, entah dia telah kehabisan pulsa ataupun kelelahan hingga lupa mengirimiku pesan. Dialah yang membuatku begini harusnya dia bertanggung jawab atasnya.
####tugas###
            Sudah satu jam aku menunggunya, 30 menit yang lalu ia bilang sedang dijalan, 15 menitnya kemudian ia bilang masih dijalan, sepuluh menit berikutnya sebentar lagi, aku kira jarak rumahnya tak akan memakan waktu selama itu, “kami akan terlambat“ ujarku gelisah, teman yang lain tak akan mau menunggu lama, sementara tugasnya harus dikumpul besok. tak mau berlama-lama, aku susul saja dia, belum jauh aku melajukan kendaraanku, ada hal kecil yang membuatku terkesima, pakaian yang kami kenakan hampir tak berbeda... hah??? Mulai dari situlah kami semakin dekat, hingga hari berikutnya setiap kami jalan berdua dia selalu mengajakku janjian mengenakan kaos dengan warna senada... so sweeettt
####sepulang sekolah####
            Ia mengajakku kesuatu tempat, kopi darat jelasnya, “ apa pantas ia mengajakku saat ia ingin bertemu seseorang’’ fikirku, ya sudahlah, aku akan setia padamu. Namun anehnya hingga sore menjelang, tak ada sesosokpun yang datang. Sesekali aku menanyakan temanya itu tapi tak ada jawaban pasti darinya. Dia benar-benar mengerjaiku, tak ingin menyia-nyiakan waktu dan pemandangan yang entah kapan lagi akan kami rasakan, akupun mengajaknya berfoto ria. Sayang entah dimana sisa-sisa foto itu berada. Jadi, kesimpulanya hari itu ia hanya ingin menghabiskan waktu sehari bersamaku. Entahlah, aku hanya sebagai peran pembantu disini, dialah tokoh utama dalam hidupnya. Sangking sering nya kami bersama, kami selalu diidentikan, ‘dimana ada dia selalu ada aku”. double so sweet
####disekolah####
            Nampaknya sepotong roti tak bisa memperjelas keberadaanku, tapi tak apa, aku senang ada dia, karena selalu ada yang dipihakku. You’re my guardian angel friend. Mungkin hanya teman, tapi tak seharusnya dia memperlakukanku semesra ini. Aku selalu terbuka untuknya, tapi selalu saja ia menutup semua kemungkinan. Bukan begitu caranya, aku akan menunjukan, bagaimana cara aku menjalaninya dengan orang lain. Duduk disampingku, memeluku, boleh, tapi kau harus melihat sekelilingmu. Aku biasa saja, tapi bagaimana dengan yang lain. Best, aku selalu menghargaimu, tapi mata mereka berbeda dengan mata kita. Apa mungkin aku yang salah mengartikannya.
###minggu###
            Dengan ide-ide gilanya hari ini entah ia akan mengajakku kemana,orang bilang dia itu pendiam, tapi kemana sifat itu saat denganku. Maafkan aku tuhan, kalau aku pernah tertawa terpaksa, saat dia bergurau,bukan aku tak menghargainya, tapi itu benar-benar tidak lucu tuhan. Aku selalu saja kehabisan ide saat ngobrol denganya, lantaran setiap hari dia,,, dia,,, dan dia,,, yang bersamaku. Bagaimana aku bisa cerita tentang hal yang lain. orang bilang dia sangat perhitungan dengan apa yang dia miliki, tapi nyatanya saat denganku dia sangat loyal, dia berjanji saat dia menang undian ( arisan ) dia akan mentraktirku ice cream, aku kira dia bohong, ternyata saat di pertengahan jalan dia memberhentikan laju motornya didepan mini market, dan kembali dengan membaawa janjinya, sungguh mulia. hal yang paling menyenangkan bagiku adalah, aku menjadi seorang sahabat yang bahagia saat melihat sahabatnya bahagia. Pada akhirnya ini bukan hadiah darinya untukku, tapi kebahagiaan yang dia ciptakan sendiri...
####on the way####
            hanya dengan memeluknya aku bisa lupa jika saat itu turun hujan, hangat,,, mungkin tak terbesit difikiranya untuk berteduh, karena aku tahu ia memang menunggu hujan itu kan turun. tapi tak apa toh hujan tak berani menyentuhku... oh hujan, andai saja kau bisa turun lebih lebat pasti aku bisa memeluknya lebih erat lagi. namun tak selamanya hujan itu bersahabat, adakalanya hujan hadir disaat yang tak kami inginkan. Aku fikir aku akan kembali denganya ketempat-tempat yang pernah kami singgahi, untuk sekedar bernostalgia. “Entahlah, kita liahat saja esok” seruku dalam hati.
####one day####
            Sungguh bukan aku, akupun tak mau dibedakan kelas dengannya, aku juga kesal, tapi aku tak sepertinya yang menunjukkan kekesalan dengan cara memukul meja kemudian berlalu. hingga celetupan nakal itu terdengar penging ditelinga, aku bingung apakah aku harus senang atau malu... hingga jam berakhir ia masih saja memperlakukanku tidak adil, aku tahu aku membutuhkannya, tapi takseharusnya dia buat aku tak berarti seperti ini. dia yang mengucilkanku, maaf jika aku tak ada lagi saat dia kembali. Dasaaaaaaaaarrr... jahiiiilll sekali dia.... Aku rasa tiga hari cukup untuk tak menegurmu. Tapi sayang aku juga yang harus memulainya. Aku harap dia tak salah paham, setelah kujelaskan yang sebenarnya aku tak cemburu.
####rabu####
            Tiiin tiii...nn, “aku hafal dengan suara itu”. Awalnya memang dia yang menawariku berangkat bersama, tapi makin kesini aku semakin membutuhkanya. Niat baik memang tak selalu berkesan baik bagi orang lain. Selalu saja ada isu-isu kotor yang menyertai kebersamaan kami. salah satu teman kami yang lain yang merasa dirugikan, mungkin. Tapi ya sudahlah, memang hanya Tuhan dia dan aku yang tahu. Senangnya hari ini aku bisa lari beriringan denganya. “Aku harap lapangan ini lebih lebar dari yang terlihat”. Walaupun tak ada sepatah katapun yang kami ucapkan, tapi bagiku kesempatan itu lebih berharga dari apapun. Sampai akhirnya pluit memaksa kami berkumpul dan berbaris kemudian memulai pemanasan.
####diwarnet####
            Tak tahu kemana, aku fikir hari ini kewarnet adalah tempat yang bagus untuk menghabiskan waktu berjam-jam denganya. dibilik no.10, walaupun aku juga masih kaku tapi setidaknya aku bisa membuatkanya acount facebook. Dimulai dari memilih nama yang bagus untuknya, hingga akhirnya aku tahu siapa musisi favorite dan dimana kota asalnya. Kami memang selalu kompak dengan hal-hal yang kami sukai, mulai dari parfum, lagu, ice cream, gel sampai ke lotion. Namun nampaknya untuk yang satu ini ia kurang tertarik, hanya sesekali ia mau menemaniku, acountnya pun jarang dibuka. sementara aku sibuk dengan hobby baruku dan dia sibuk dengan urusanya sendiri, komunikasi kamipun tersendat. Hingga akhirnya waktu pulalah yang memisahkan kami. Aku ingat saat aku mengintrogasinya “pilih pacar atau sahabat?” dengan lugasnya ia pilih sahabat. yah aku sadar bukan dia yang meninggalkanku tapi akulah yang mencampakanya. Enam bulan kami bersama, mungkin terlalu singkat untuk sebuah persahabatan.
            Dua tahun berlalu, sekarang kami tak pernah terlihat bersama lagi, hanya sesekali kami saling tegur sapa, itupun kalau kami beruntung dan berpapasan dijalan. Tapi setidaknya pernah mengenalnya adalah kesempatan berharga bagiku. Aku pernah mengajaknya keluar, tapi dia bilang tidak bisa. Padahal aku telah memohon, tapi nampaknya hari itu dia benar-benar sibuk. Dia tak seperti dulu, yang kapanpun aku butuhkan selalu siap sedia. Yang mengutamakan ku dibanding yang lain. Dalam resah, kucoba buka facebook tuk mengalihkan perhatianku, tetap saja ku ingat dia. Iseng, kubaca-baca status terakhirnya, satu tahun yang lalu. cukup mengalihkan perhatianku “ ADA SENYUM YANG HILANG DARI BIBIRMU”. Namun aku tak cukup pintar untuk mengartikannya, dengan pertanyaan dibenakku ku acuhkan saja status itu dan berlalu.
Hari yang tak pernah aku duga. kata seandainyapun tak dapat meredakan tangisanku, oh Tuhan... kuatkan aku, kabar itu benar benar menghancurkanku. Kuyakinkan diriku bahwa itu pasti bukan dia, bukan!!! Tapi kenyataan tak bisa dipungkiri. tak tega aku melihatnya terbaring disana. Kenapa ia harus di asingkan??? Bagaimana jika hujan membasahi pakaianya??? Bagaimana jika ia lapar???... apakah ini jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaanku??. Kalau begitu aku tak akan menanyakanya lagi tapi kembalikan dia. Apakah ini adil...???? aku tak kecewa padaMu Tuhan, tapi apa ini? kumohon jelaskan padaku!!!!!!
Dan akhirnya dia benar-benar pergi. seminggu, sebulan bahkan hingga hari ini aku masih tak percaya. aku tahu aku bukan satu-satunya orang yang terpukul. Mereka juga, mereka yang menganggapnya berarti. Darinya aku mengerti apa itu persahabatan, dan mengerti bahwa kesetiaan, cinta dan cemburu tak melulu hanya ditujukan untuk kekasih, karena sahabat juga berhak atasnya. Semoga kata selamat jalan dapat mengantarnya dalam kedamaian. Dan izinkan aku mengenangnya tuhan, atas semua kesan yang ia tinggalkan. Pin,  terimakasih telah mengisi lembaran-lembaran putih dibuku harian ku. aku tak akan merobeknya seperti yang kau lakukan dulu. Tapi akan ku simpan dan akan ku ceritakan ke semua orang didunia bahwa aku pernah memiliki sahabat sepertimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar