Kukira ia bercanda, tapi entahlah
tatapanya memang selalu sulit untuk diartikan, tanpa berbasa-basi kuterima saja
bunga itu, memangnya apa? Inikan sekedar bunga... masih dengan ribuan tanya
yang seketika membius ku, perlahan aku lanjutkan langkah kaki yang sejenak
terhenti, tap...tap...tap.... aku tak mau tampang salah tingkah ku terbaca
olehnya, huft,,,, akhirnya sampai juga dipohon ini, nampaknya ia juga
kelelahan, mengingat kami telah berjalan kaki sepanjang satu kilo meter, dengan
entengnya ia melemparkan tubuh sintalnya dibahuku, kenapa tiba-tiba suasananya
sangat asing bagiku, untuk memecah kecanggungan ku mulai untuk menegurnya,,,
entah apa yang kami bicarakan saat itu, sangking tak ada isinya sampai-sampai
satu katapun sulit untuk diingat.
####dikelas####
Entah apa yang
mereka fikirkan tentang ini, namun aku hanya menjalaninya saja, tak mungkin aku
meninggalkanya sendirian disini, aku masih butuh dirinya, aku sendiri tak tahu
kenapa aku masih menuruti maunya, sementara jika aku pergi mungkin dia juga
akan pergi, karena hanya aku yang tahu bagaimana dia. “Aku akan menemanimu asal
kau tak meninggalkanku” ujar ku dalam hati. Sebisa mungkin aku berusaha untuk
tidak mengartikanya, karena itu hanya akan membuatku salah paham seperti yang
lain. Sebut saja aku polos, lugu ,bodoh atau terserahlah. Ku beri ia waktu,
uang, hati bahkan hidupku jika perlu, semata-mata untuk membuatnya tetap nyaman
disini, disisih ku. Tapi bagaimana? bagaimana jika orang lain bertanya? aku
harus jawab apa?. Sementara ia tak membantuku memecahkanya, padahal hanya ia
yang tahu bagaimana cara menjelaskanya, ia anggap apa aku? Dan apa yang sedang
kami perankan,,,
###dirumah###
Biasanya memang
tak pernah ada orang yang mau smsan denganku, karena setiap pesan yang mereka
kirim, selalu aku tanggapi dengan dingin. karena terikat dengan hal-hal yang
tidak aku suka itu membosankan, cukup dengan dia saja aku bertopeng, aku tak
mau bermanis-manis di sms kecuali saat aku sedang suntuk dan butuh teman
bercanda... tapi kebiasaan itu berubah saat aku kenal dia, awalnya aku tetap
saja tak suka saat smsan denganya, tapi ia tak mau menyerah, ia mengirimiku kata-kata
mutiara, dan akhirnya aku luluh, aku mulai meresponya dengan baik, nampaknya ia
selalu haus dengan kata-kata cinta, “apa aku harus bilang cinta padanya?”tentu
tidak, karena itu gila. Lagi-lagi aku harus diam, dan pura-pura tak tahu apa
yang terjadi. Setelahnya, setiap malam aku harus meladeninya smsan, hingga
akhirnya aku reflek. Menuggunya mengirimiku pesan walaupun telah larut. Mungkin
aku kecanduan, bahkan kata hati tak bisa mentoleransi mauku, entah dia telah
kehabisan pulsa ataupun kelelahan hingga lupa mengirimiku pesan. Dialah yang
membuatku begini harusnya dia bertanggung jawab atasnya.
####tugas###
Sudah satu jam
aku menunggunya, 30 menit yang lalu ia bilang sedang dijalan, 15 menitnya
kemudian ia bilang masih dijalan, sepuluh menit berikutnya sebentar lagi, aku
kira jarak rumahnya tak akan memakan waktu selama itu, “kami akan terlambat“
ujarku gelisah, teman yang lain tak akan mau menunggu lama, sementara tugasnya
harus dikumpul besok. tak mau berlama-lama, aku susul saja dia, belum jauh aku
melajukan kendaraanku, ada hal kecil yang membuatku terkesima, pakaian yang
kami kenakan hampir tak berbeda... hah??? Mulai dari situlah kami semakin
dekat, hingga hari berikutnya setiap kami jalan berdua dia selalu mengajakku
janjian mengenakan kaos dengan warna senada... so sweeettt
####sepulang
sekolah####
Ia mengajakku
kesuatu tempat, kopi darat jelasnya, “ apa pantas ia mengajakku saat ia ingin
bertemu seseorang’’ fikirku, ya sudahlah, aku akan setia padamu. Namun anehnya
hingga sore menjelang, tak ada sesosokpun yang datang. Sesekali aku menanyakan
temanya itu tapi tak ada jawaban pasti darinya. Dia benar-benar mengerjaiku,
tak ingin menyia-nyiakan waktu dan pemandangan yang entah kapan lagi akan kami
rasakan, akupun mengajaknya berfoto ria. Sayang entah dimana sisa-sisa foto itu
berada. Jadi, kesimpulanya hari itu ia hanya ingin menghabiskan waktu sehari
bersamaku. Entahlah, aku hanya sebagai peran pembantu disini, dialah tokoh
utama dalam hidupnya. Sangking sering nya kami bersama, kami selalu diidentikan,
‘dimana ada dia selalu ada aku”. double so sweet
####disekolah####
Nampaknya
sepotong roti tak bisa memperjelas keberadaanku, tapi tak apa, aku senang ada
dia, karena selalu ada yang dipihakku. You’re my guardian angel friend. Mungkin
hanya teman, tapi tak seharusnya dia memperlakukanku semesra ini. Aku selalu
terbuka untuknya, tapi selalu saja ia menutup semua kemungkinan. Bukan begitu
caranya, aku akan menunjukan, bagaimana cara aku menjalaninya dengan orang
lain. Duduk disampingku, memeluku, boleh, tapi kau harus melihat sekelilingmu.
Aku biasa saja, tapi bagaimana dengan yang lain. Best, aku selalu menghargaimu,
tapi mata mereka berbeda dengan mata kita. Apa mungkin aku yang salah
mengartikannya.
###minggu###
Dengan ide-ide
gilanya hari ini entah ia akan mengajakku kemana,orang bilang dia itu pendiam,
tapi kemana sifat itu saat denganku. Maafkan aku tuhan, kalau aku pernah
tertawa terpaksa, saat dia bergurau,bukan aku tak menghargainya, tapi itu
benar-benar tidak lucu tuhan. Aku selalu saja kehabisan ide saat ngobrol
denganya, lantaran setiap hari dia,,, dia,,, dan dia,,, yang bersamaku.
Bagaimana aku bisa cerita tentang hal yang lain. orang bilang dia sangat
perhitungan dengan apa yang dia miliki, tapi nyatanya saat denganku dia sangat
loyal, dia berjanji saat dia menang undian ( arisan ) dia akan mentraktirku ice cream, aku kira dia bohong,
ternyata saat di pertengahan jalan dia memberhentikan laju motornya didepan
mini market, dan kembali dengan membaawa janjinya, sungguh mulia. hal yang
paling menyenangkan bagiku adalah, aku menjadi seorang sahabat yang bahagia
saat melihat sahabatnya bahagia. Pada akhirnya ini bukan hadiah darinya untukku,
tapi kebahagiaan yang dia ciptakan sendiri...
####on the
way####
hanya dengan
memeluknya aku bisa lupa jika saat itu turun hujan, hangat,,, mungkin tak
terbesit difikiranya untuk berteduh, karena aku tahu ia memang menunggu hujan
itu kan turun. tapi tak apa toh hujan tak berani menyentuhku... oh hujan, andai
saja kau bisa turun lebih lebat pasti aku bisa memeluknya lebih erat lagi.
namun tak selamanya hujan itu bersahabat, adakalanya hujan hadir disaat yang
tak kami inginkan. Aku fikir aku akan kembali denganya ketempat-tempat yang
pernah kami singgahi, untuk sekedar bernostalgia. “Entahlah, kita liahat saja
esok” seruku dalam hati.
####one
day####
Sungguh bukan
aku, akupun tak mau dibedakan kelas dengannya, aku juga kesal, tapi aku tak sepertinya
yang menunjukkan kekesalan dengan cara memukul meja kemudian berlalu. hingga
celetupan nakal itu terdengar penging ditelinga, aku bingung apakah aku harus
senang atau malu... hingga jam berakhir ia masih saja memperlakukanku tidak adil,
aku tahu aku membutuhkannya, tapi takseharusnya dia buat aku tak berarti
seperti ini. dia yang mengucilkanku, maaf jika aku tak ada lagi saat dia
kembali. Dasaaaaaaaaarrr... jahiiiilll sekali dia.... Aku rasa tiga hari cukup
untuk tak menegurmu. Tapi sayang aku juga yang harus memulainya. Aku harap dia
tak salah paham, setelah kujelaskan yang sebenarnya aku tak cemburu.
####rabu####
Tiiin
tiii...nn, “aku hafal dengan suara itu”. Awalnya memang dia yang menawariku
berangkat bersama, tapi makin kesini aku semakin membutuhkanya. Niat baik memang
tak selalu berkesan baik bagi orang lain. Selalu saja ada isu-isu kotor yang
menyertai kebersamaan kami. salah satu teman kami yang lain yang merasa
dirugikan, mungkin. Tapi ya sudahlah, memang hanya Tuhan dia dan aku yang tahu.
Senangnya hari ini aku bisa lari beriringan denganya. “Aku harap lapangan ini
lebih lebar dari yang terlihat”. Walaupun tak ada sepatah katapun yang kami
ucapkan, tapi bagiku kesempatan itu lebih berharga dari apapun. Sampai akhirnya
pluit memaksa kami berkumpul dan berbaris kemudian memulai pemanasan.
####diwarnet####
Tak tahu
kemana, aku fikir hari ini kewarnet adalah tempat yang bagus untuk menghabiskan
waktu berjam-jam denganya. dibilik no.10, walaupun aku juga masih kaku tapi
setidaknya aku bisa membuatkanya acount facebook. Dimulai dari memilih nama
yang bagus untuknya, hingga akhirnya aku tahu siapa musisi favorite dan dimana
kota asalnya. Kami memang selalu kompak dengan hal-hal yang kami sukai, mulai
dari parfum, lagu, ice cream, gel sampai ke lotion. Namun nampaknya untuk yang
satu ini ia kurang tertarik, hanya sesekali ia mau menemaniku, acountnya pun
jarang dibuka. sementara aku sibuk dengan hobby baruku dan dia sibuk dengan
urusanya sendiri, komunikasi kamipun tersendat. Hingga akhirnya waktu pulalah
yang memisahkan kami. Aku ingat saat aku mengintrogasinya “pilih pacar atau
sahabat?” dengan lugasnya ia pilih sahabat. yah aku sadar bukan dia yang
meninggalkanku tapi akulah yang mencampakanya. Enam bulan kami bersama, mungkin
terlalu singkat untuk sebuah persahabatan.
Dua tahun
berlalu, sekarang kami tak pernah terlihat bersama lagi, hanya sesekali kami
saling tegur sapa, itupun kalau kami beruntung dan berpapasan dijalan. Tapi
setidaknya pernah mengenalnya adalah kesempatan berharga bagiku. Aku pernah
mengajaknya keluar, tapi dia bilang tidak bisa. Padahal aku telah memohon, tapi
nampaknya hari itu dia benar-benar sibuk. Dia tak seperti dulu, yang kapanpun
aku butuhkan selalu siap sedia. Yang mengutamakan ku dibanding yang lain. Dalam
resah, kucoba buka facebook tuk mengalihkan perhatianku, tetap saja ku ingat
dia. Iseng, kubaca-baca status terakhirnya, satu tahun yang lalu. cukup
mengalihkan perhatianku “ ADA SENYUM YANG HILANG DARI BIBIRMU”. Namun aku tak
cukup pintar untuk mengartikannya, dengan pertanyaan dibenakku ku acuhkan saja
status itu dan berlalu.
Hari yang tak pernah aku duga. kata
seandainyapun tak dapat meredakan tangisanku, oh Tuhan... kuatkan aku, kabar
itu benar benar menghancurkanku. Kuyakinkan diriku bahwa itu pasti bukan dia,
bukan!!! Tapi kenyataan tak bisa dipungkiri. tak tega aku melihatnya terbaring
disana. Kenapa ia harus di asingkan??? Bagaimana jika hujan membasahi pakaianya???
Bagaimana jika ia lapar???... apakah ini jawaban dari semua
pertanyaan-pertanyaanku??. Kalau begitu aku tak akan menanyakanya lagi tapi
kembalikan dia. Apakah ini adil...???? aku tak kecewa padaMu Tuhan, tapi apa
ini? kumohon jelaskan padaku!!!!!!
Dan akhirnya dia benar-benar pergi.
seminggu, sebulan bahkan hingga hari ini aku masih tak percaya. aku tahu aku bukan
satu-satunya orang yang terpukul. Mereka juga, mereka yang menganggapnya
berarti. Darinya aku mengerti apa itu persahabatan, dan mengerti bahwa
kesetiaan, cinta dan cemburu tak melulu hanya ditujukan untuk kekasih, karena
sahabat juga berhak atasnya. Semoga kata selamat jalan dapat mengantarnya dalam
kedamaian. Dan izinkan aku mengenangnya tuhan, atas semua kesan yang ia
tinggalkan. Pin, terimakasih telah
mengisi lembaran-lembaran putih dibuku harian ku. aku tak akan merobeknya
seperti yang kau lakukan dulu. Tapi akan ku simpan dan akan ku ceritakan ke
semua orang didunia bahwa aku pernah memiliki sahabat sepertimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar